Translate

Monday, September 26, 2016

RENCANA STUDI


Program Doktor Ilmu Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah program yang saya pilih untuk melanjutkan sekolah S3 dengan sponsor Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia-Dalam Negeri (BUDI-DN) dari Dirjen Dikti-Kemenristekdikti. Saya memilih melanjutkan di Program Doktor Ilmu Kehutanan UGM, karena Program Doktor Ilmu Kehutanan sesuai (linier) dengan bidang keilmuan saya sebagai dosen tetap di Universitas Sumatera Utara (USU).

Selain itu pertimbangan lainnya adalah kualitas UGM sebagai penyelenggara pendidikan tinggi, yang tercermin dari visi Fakultas Kehutanan UGM, yaitu menjadi lembaga pendidikan tinggi di bidang kehutanan tropika yang unggul dan bermartabat di tingkat nasional dan diakui secara internasional, dijiwai Pancasila dan berdedikasi kepada kepentingan dan kemakmuran bangsa. UGM merupakan universitas terbesar di Indonesia dan terbaik untuk beberapa rangking.

Tahun ini UGM merupakan universitas terbaik ketiga di Indonesia (Webometrics, 2016), di bawah Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Berdasarkan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), UGM memiliki akreditasi A, sementara Program Doktor Ilmu Kehutanan UGM memiliki akreditasi B.


Saya sudah mendaftar ke Program Doktor Ilmu Kehutanan UGM secara online dan mengikuti proses pendaftaran mulai dari membuat akun pendaftaran, melengkapi dan mengunggah semua dokumen persyaratan, mengunci data, membayar biaya pendaftaran sampai mencetak bukti pendaftaran. Nomor peserta saya sebagai Bukti Peserta Seleksi Calon Mahasiswa Baru adalah 1606900128.

Semua dokumen persyaratan sudah saya lengkapi dan unggah yaitu fotokopi ijazah, fotokopi transkrip akademik, fotokopi sertifikat/ bukti akreditasi program studi, fotokopi sertifikat Tes Potensi Akademik (TPA), fotokopi sertifikat kemampuan Bahasa Inggris, rekomendasi dari dua orang dosen, surat keterangan sehat, dan draft proposal disertasi. Khusus untuk dokumen rekomendasi dosen, saya mendapatkan rekomendasi dari dosen pembimbing tesis saat sekolah S2, yaitu Prof. Dr. Drs. Adi Santoso, M.Si. dan rekomendasi dari kolega di Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia (Mapeki) sekaligus sekretaris Program Doktor Ilmu Kehutanan UGM, yaitu Ragil Widyorini, S.T., M.T., DAgr.Sc.

Program Pascasarjana Program Studi Ilmu Kehutanan UGM didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 580/DIKTI/Kep/1993 tanggal 28 September 1993. Program Doktor Ilmu Kehutanan UGM menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang dikembangkan sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNDIKTI).

Kegiatan belajar mengajar diselenggarakan dengan Sistem Kredit Semester (SKS). Jumlah SKS mata kuliah dan praktikum untuk program doktor di UGM adalah sekurang-kurangnya 43 SKS (termasuk disertasi) yang dapat diselesaikan dalam durasi waktu enam semester atau tiga tahun. Penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan menggunakan metode Student Centered Learning (SCL), Research Based Learning (RBL) dan Problem Based Learning (PBL) dalam bentuk kegiatan perkuliahan, kegiatan praktikum di laboratorium dan kegiatan praktek langsung di lapangan.

Program Doktor Ilmu Kehutanan UGM menawarkan empat minat, yaitu Manajemen Hutan (MBH), Silvikultur Intensif (SLV), Teknologi Hasil Hutan (THH), dan Konservasi Sumberdaya Hutan (KSH). Saya memilih minat Teknologi Hasil Hutan sesuai dengan bidang keilmuan saya sebagai dosen THH di Program Studi Kehutanan USU.

Dosen pengajar di Program Doktor Ilmu Kehutanan UGM adalah dosen Fakultas Kehutanan UGM bergelar doktor dengan jabatan fungsional profesor atau lektor kepala yang sudah berpengalaman dalam kegiatan pendidikan dan penelitian. Dosen-dosen tersebut mengajar sesuai bidang ilmunya berdasarkan minat MNH, SLV, THH dan KSH. Nama-nama dosen Program Doktor Ilmu Kehutanan UGM antara lain: Dr. Eny Faridah, Prof. Dr. Sumardi, Prof. Dr. Cahyono Agus DK., Dr. Haryono Supriyo, Dr. Ronggo Sadono, Dr. Moh. Ali Imron, Prof. Dr. Erny Poedjirahajoe, Dr. Satyawan Pudyatmoko, Prof. Dr. Djoko Marsono, Prof. TA. Prayitno, Ph.D., Prof. Dr. Chafid Fandeli, Prof. Dr. Moh. Na’iem, Prof. Dr. Suryo Hardiwinoto, dan Prof. Dr. San Afri Awang.

Secara manajerial pengelolaan Program Doktor Ilmu Kehutanan UGM berada di bawah manajemen Fakultas Kehutanan UGM. Struktur tata pamong manajemen pengelola di Program Doktor Ilmu Kehutanan UGM adalah: 1. Ketua : Prof. Dr. Ir. Suryo Hardiwinoto, M.Agr.Sc. 2. Sekretaris : Ragil Widyorini, S.T., M.T., DAgr.Sc. 3. Staf Akademik : Hana Suryani, S.Pd. dan Frida Cahyaningrum, A.Md.

Kegiatan kuliah dan praktikum di Program Doktor Ilmu Kehutanan UGM dilaksanakan pada semester I dan semester II, sementara itu semester III sampai VI adalah kegiatan penelitian (research) dan disertasi. Semester I terdiri dari sepuluh mata kuliah dengan beban studi 22 SKS, yaitu Konstruksi Ilmu (2 SKS), Pengelolaan Produktivitas Lahan Hutan (2 SKS), Modeling dan Analisis Sistem (3 SKS), Ekologi Lahan Basah (2 SKS), Teknik Pengelolaan Satwa (2 SKS), Filsafat Ilmu (2 SKS), Konservasi Sumberdaya Alam (2 SKS), Hubungan Kayu dan Resin (2 SKS), Silvikultur Intensif (2 SKS), dan Filsafat Konservasi (2 SKS).

Pada semester II terdiri dari empat mata kuliah dengan beban studi 8 SKS, yaitu Pertumbuhan Pohon dan Ekstraktif (2 SKS), Bisnis Konservasi (2 SKS), Pengelolaan Kawasan Konservasi (2 SKS), dan Analisis Model Sosial dan Pembangunan Sumberdaya Hutan (2 SKS). Kegiatan kuliah dan praktikum sebanyak 30 SKS akan dilengkapi sampai 43 SKS (syarat SKS minimal untuk program doktor) dengan kegiatan penelitian dan disertasi sampai semester VI.

Saya telah menyelesaikan kuliah S1 di Departemen Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 1997-2003, dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebesar 3,09. Kuliah S2 juga di IPB dengan mengambil Program Magister Ilmu Pengetahuan Kehutanan pada tahun 2006-2009, dengan IPK sebesar 3,80.

Skripsi saya berjudul “Upaya Peningkatan Akurasi Dimensi Produk Papan Sambung (Studi Kasus di PT. Albasi Parahyangan Banjar Jawa Barat)” dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Surdiding Ruhendi, M.Sc., sedangkan judul tesis saya adalah “Karakterisasi Partikel dan Likuida Tandan Kosong Sawit serta Aplikasinya sebagai Perekat Papan Partikel” dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Surdiding Ruhendi, M.Sc. dan Dr. Drs. Adi Santoso, M.Si.

Saya bekerja sebagai dosen di Program Studi Kehutanan USU sejak tahun 2003. Saya bersama tim mengampu mata kuliah Teknologi Serat dan Komposit, Teknologi Papan Partikel dan Papan Serat, Pengolahan Kayu Solid, Penggergajian dan Pengerjaan Kayu, Sifat Fisis dan Mekanis Kayu, dan Optimasi Pengolahan Hasil Hutan. Selama menjadi dosen, saya terlibat aktif di penelitian melalui hibah dari Dirjen Dikti. Skim hibah penelitian tersebut antara lain Hibah Pekerti, Hibah Bersiang, Hibah MP3EI dan Hibah PUPT.

Hasil penelitian saya presentasikan di beberapa seminar ilmiah, seperti Seminar Mapeki (Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia), Symposium of IWoRS (Indonesia Wood Research Society), Symposium of PR TRG (Pacific Rim Termite Research Group) di Singapura (2010), Symposium on Recent Topics in Forest Biomaterials di Korea Selatan (2016), dan Symposium of KSWST (Korean Society of Wood Science and Technology) di Korea Selatan (2016). Pengalaman bekerja sebagai dosen di Program Studi Kehutanan USU dengan tugas pokok dan fungsi mengajar dan meneliti tersebut akan mendukung perkuliahan S3 saya di UGM.

Kegiatan penelitian saya selama ini banyak ke arah bidang teknologi papan komposit, khususnya pemanfataan limbah perkebunan dan pertanian sebagai bahan baku papan komposit. Saya memiliki ketertarikan tinggi dengan bidang tersebut dan akan memperdalamnya dengan melanjutkan pendidikan di Program Doktor Ilmu Kehutanan UGM.

Indonesia memiliki sumberdaya alam yang melimpah, khususnya jenis flora/ nabati, baik di sektor kehutanan, perkebunan maupun pertanian. Di sisi lain, produktivitas kayu dari hutan cenderung menurun. Kayu dari hutan alam dan hutan tanaman digunakan oleh masyarakat dan industri untuk kayu konstruksi, meubel atau papan komposit. Kekurangan pasokan kayu sebagai bahan baku papan kompoit dapat disubstitusi oleh bahan nabati lainnya selain kayu.

Bahan nabati melimpah yang berasal dari dari limbah perkebunan dan pertanian berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan baku papan komposit, karena mengandung lignin dan selulosa, sebagai salah satu persyaratannya. Kelemahan bahan nabati selain kayu sebagai bahan baku papan komposit adalah bersifat bulky atau volumeous, mudah rusak dan kualitasnya rendah. Kelemahan bahan baku tersebut berdampak pada rendahnya kualitas papan komposit yang dihasilkan, khususnya sifat mekanis.

Sejak tahun 2003, saya bersama tim telah melakukan penelitian mengenai pemanfataan limbah perkebunan dan pertanian sebagai bahan baku papan komposit, seperti batang kelapa sawit, tandan kosong kelapa sawit, kulit kakao, batang pisang dan kulit buah markisa. Perekatnya menggunakan perekat sintetis thermosetting, yaitu phenol formaldehida (PF), urea formaldehida (UF) dan isosianat.

Selain berperan sebagai bahan baku partikel, bahan nabati selain kayu tersebut juga saya digunakan sebagai bahan baku perekat likuida. Hasil penelitian untuk pengujian kualitas papan komposit berdasarkan standar JIS A 5908-2003 (particleboard) menunjukkan bahwa sifat fisis berupa kadar air, kerapatan dan pengembangan tebal umumnya sudah memenuhi standar (KA 5-13%, kerapatan 0,4-0,9 g/cm2, dan PT ≤12), sedangkan sebagian sifat mekanis berupa modulus elastisitas, modulus patah dan internal bond belum memenuhi standar (MOE ≥20.400 kg/cm2, MOR ≥82 kg/cm2, dan IB≥1,5 kg/cm2). Di masa mendatang, saya ingin meningkatkan kualitas produk papan komposit dari bahan nabati selain kayu, dengan beberapa perlakuan pada persiapan bahan baku, kombinasi dengan bahan baku lain maupun proses pembuatan.

Rencana penelitian disertasi saya adalah pemanfaatan limbah pertanian kulit buah markisa sebagai bahan baku papan partikel. Judul disertasi saya rencananya adalah “Peningkatan Kualitas Papan Partikel dari Limbah Kulit Buah Markisa dengan Penambahan Pelapis Luar dan Variasi Kadar Perekat Isosianat”. Rencana penelitian ini sejalan dengan track-record penelitian-penelitian yang sudah saya lakukan sebelumnya sejak tahun 2003.

Saya yakin Program Doktor Ilmu Kehutanan UGM dapat membantu, mendukung dan memfasilitasi saya dalam mempelajari dan memperdalam ilmu pengetahuan khususnya papan komposit. Di kampus UGM dimungkinkan untuk memperkaya pengetahuan dan pengalaman penelitian dengan multidisipilin ilmu. Para mahasiswa, dosen, peneliti, industri dan lembaga lain yang bekerjasama dengan UGM juga menemukan kekayaan multidisiplin di UGM.

Kota Yogyakarta sebagai lokasi UGM terkenal sebagai kota pelajar sejak zaman dulu. Banyak mahasiswa yang berasal dari seluruh daerah Indonesia dengan bahasa dan budaya masing-masing. UGM juga memiliki program dual-degree dan program kelas internasional, sehingga suasana belajar di UGM kaya akan budaya daerah, sekaligus bersifat nasional dan internasional.

Menurut data yang saya kutip dari laman internet UGM, aktivitas pembelajaran pada Program Doktor Ilmu Kehutanan UGM dilaksanakan dengan menggunakan sarana dan prasaran pendukung yang memadai, antara lain: 1. Ruang kuliah dan ruang diskusi yang dilengkapi dengan fasilitas whiteboard, overhead projector, LCD, komputer, dan air conditioner (AC). 2. Berbagai laboratorium kehutanan (21 laboratorium) dengan peralatan yang lengkap dan memadai serta laboratorium lapangan untuk praktek dan penelitian di Gunung Kidul (Yogyakarta), Getas (Blora, Jawa Tengah) dan Muaro Tebo (Jambi). 3. Perpustakaan modern dengan sistem katalog komputer dan CD-ROM di lingkungan UGM yang sangat memadai. 4. Teknologi informasi dalam bentuk komputer dan internet yang dapat mengakses dan memperoleh berbagai ragam informasi dengan sangat mudah. 5. Berbagai pusat kegiatan, seperti olah raga, kesehatan, seni, ibadah dan rekreasi terletak di dalam kampus yang sangat memadai 6. Berbagai sumber beasiswa: Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia (d/h BPPS), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Daerah, Perusahaan Kehutanan, dll.

Institusi UGM memiliki lebih dari 200 program studi dan 25 pusat studi. Pengalaman kerjasama yang luas dengan sesama lembaga pendidikan, lembaga riset, pemerintah, lembaga non-pemerintah dan industri, menegaskan bahwa UGM mampu untuk memfasilitasi pendidikan S3 saya.

Kampus UGM yang nyaman dan hangat berada di Kota Yogyakarta kaya akan peninggalan sejarah warisan budaya. Kampus UGM dekat dengan cagar budaya Keraton Yogyakarta, Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Akses kampus juga mudah dicapai dengan transportasi udara melalui Bandara Adi Sucipto, transportasi kereta api, dan transportasi jalan raya, seperti mobil, sepeda motor dan sepeda.

Setelah lulus dari Program Doktor Ilmu Kehutanan UGM kelak, tidak akan membuat saya berhenti belajar. Justru akan menjadi batu locatan untuk menggali dan mendalami ilmu kehutanan khususnya bidang Teknologi Hasil Hutan (THH) dengan lebih sempurna. Saya akan kembali ke kampus USU menjadi dosen Prohram Studi Kehutanan yang berperan sebagai pendidik, peneliti dan pengabdi kepada masyarakat sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Bekal sekolah S3 akan memberikan pengalaman dan ilmu pengetahuan yang kaya dan berharga, sehingga membentuk saya menjadi dosen profesional yang fokus pada bidang teknologi hasil hutan khususnya papan komposit. Saya akan mendidik mahasiswa USU dengan metode pengajaran yang berkualitas sehingga mahasiswa akan memiliki kompetensi ilmu kehutanan dari aspek kognitif, afektif dan psikomorik, sesuai tuntutan Kerangka Kualifikasi Nasioanl Indoensia dan Standar Nasioal Pendidikan Tinggi. Jejaring yang terbentuk dengan UGM dan lembaga pendidikan atau lembaga peneltian lain selama sekolah S3 akan memperkaya wawasan dan pengalaman untuk mengembangkan ilmu kehutanan, khususnya bidang Teknologi Hasil Hutan.


www.titomedan.blogspot.com


SUKSES TERBESAR DALAM HIDUPKU


Sukses menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berhasil atau beruntung. Menurut Thomas Alva Edison, sukses adalah 1% inspirasi dan 99% keringat. Dalam agama Islam, sukses harus mancakup keseimbangan dunia dan akhirat.

Sukses terbesar dalam hidup saya adalah menghantarkan dan menjadikan mahasiswa yang lebih unggul dan berkualitas dari saya. Sebagai seorang dosen di Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara sejak 2003, saya sudah mengalami suka-dukanya dan susah-mudahnya mendidik mahasiswa.


Contoh alumni Kehutanan USU yang berhasil di bidang kehutanan maupun entrepreneur adalah Nelly Anna dan Ridahati Rambey (dosen Kehutanan USU), Ismail (LSM Pilar Indonesia dan Rumah Baca Bakau; pernah mendapat penghargaan dari Mendiknas dan masuk acara Kick Andy di MetroTV), serta Bobby Nopandry (Pegawai Negeri Sipil Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan). Selain itu ada Masrizal Saraan (LSM Petai dan Leuser Conversation Patnership), Indra Kurnia (Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Center), Taufik Siddik dan Aswina Fitri (owner Burger Sumo), Fadli Horison (owner Bubur Sehat dan Saudi Store) dan Zaki Nasution (owner Waz-8 Laundry). Serta masih banyak alumni sukses dan menuju sukses lain yang tidak saya sebutkan satu per satu.

Beberapa alumni juga melanjutkan sekolah pascasarjana ke luar negeri, seperti Mahardika Putra (Kopenhagen University, Denmark), Nehemia Gurusinga (Melbourne University, Australia), Yenny Rosiva (University of Twente, Belanda), Fauzan Kahfi (University of Twente, Belanda) dan Meylida Nurrahmania (ENGREF, Perancis). Selanjutnya Susan Meliala (National Ilan University, Taiwan), Adnin Musardi (University of Twente, Belanda), Tri Yanto (Ehime University, Jepang) dan Mariah Ulfa (Kochi University, Jepang). Beberapa alumni lainnya ikut mensukseskan program pembanguanan nasional melalui pekerjaan di pemerintahan, BUMN/ BUMD, swasta maupun entrepreneur.

Memang tidak mudah mendidik mahasiswa menjadi manusia yang mandiri, unggul dan sukses. Pendidikan orang dewasa berbeda dengan pendidikan anak-anak. Pendidikan yang baik tersebut harus mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Kegagalan-kegagalan yang pernah dilakukan selama mendidik mahasiswa menjadi bahan evaluasi dan pembelajaran untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar di kelas maupun di laboratorium.

Saya lahir dari keluarga sederhana di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Bagi saya, sukses adalah setiap pencapaian target dari kegiatan yang sudah dilakukan. Orang lain mungkin melihatnya sederhana dan biasa saja, namun bagi saya itu adalah hal yang luar biasa. Sukses yang kecil-kecil ini menjadi batu pijakan untuk menggapai sukses yang lebih besar.

Sejak sekolah di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai Sekolah Menengah Umum (SMU), saya selalu mendapat rangking tiga terbesar. Sering menjadi juara kelas dan juara umum di sekolah. Bahkan pernah mewakili SMU untuk mengikuti olimpiade matematika tingkat Kabupaten Ciamis. Walaupun hanya meraih juara empat, namun saya merasa bangga dan sukses karena telah mengalahkan beberapa wakil sekolah lain.

Selama sekolah, selain sukses di bidang kurikuler saya aktif di kegiatan ekstrakurikuler yaitu pramuka dan olahraga. Saat SMU, saya mengikuti ekstrakurikuler basket, pencak silat Satria Muda Indonesia dan vocal grup. Bahkan vocal grup SMU pernah mewakili Ciamis mengikuti lomba vocal grup se-Jawa Barat, dalam rangka hari ulang tahun emas ke-50 Kodam III Siliwangi.

Saat kuliah di IPB saya juga aktif pada kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler. Indeks prestasi kumulatif (IPK) saya cukup baik yaitu 3,09 (S1) dan 3,80 (S2). Saat kuliah S1 saya adalah anggota aktif pencak silat Merpati Putih, Paguyuban Mahasiswa Galuh Ciamis, Rimbawan Pecinta Alam, Himpunan Mahasiwa Teknologi Hasil Hutan dan Asrama Mahasiswa Sylvasari.

Menjadi dosen tetap di Program Studi Kehutanan USU merupakan kesuksesan yang telah saya raih. Dengan menjadi dosen, saya dapat melakukan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Saya rutin mempresentasikan hasil penelitian pada seminar ilmiah di dalam maupun luar negeri. Beberapa seminar tersebut adalah Seminar Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia (Mapeki) dan Symposium of Indonesia Wood Research Society (IWoRS) setiap tahun, Symposium of Pacific Rim Termite Research Group di Singapura (2010), Symposium on Recent Topics in Forest Biomaterials di Korea Selatan (2016), dan Symposium of Korean Society of Wood Science and Technology di Korea Selatan (2016).

Mendapatkan Beasiswa Pendidikan Pascasarjana (BPPS) dari Dirjen Dikti-Kemdiknas tahun 2006 untuk sekolah S2 di Ilmu Pengetahuan Kehutanan IPB adalah contoh kesuksesan yang lain. Saat ini saya sedang mengajukan Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia-Dalam Negeri (BUDI-DN) dari Dirjen Dikti-Kemenristekdikti untuk sekolah S3 di Ilmu Kehutanan UGM. Saya yakin kesuksesan akan terulang dengan mendapatkan BUDI-DN tersebut. Aamiin.

Kesuksesan akan terus saya cari dan raih, sampai saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Dengan melanjutkan sekolah S3, akan membuka kesempatan lebih banyak dan lebih luas untuk meraih kesuksesan yang lebih besar, yaitu memberikan manfaat untuk orang banyak dalam segi dunia dan akhirat.


www.titomedan.blogspot.com


KONTRIBUSIKU BAGI INDONESIA


“Jangan tanyakan apa yang telah engkau dapatkan dari negara, tapi tanyakan apa yang telah engkau berikan kepada negara”. Quote tersebut diucapkan oleh John F. Kennedy dalam pidatonya sebagai Presiden Amerika ke-35 pada 20 Januari 1961.

Sebenarnya beliau mengutip dari Marcus Tullius Cicero, seorang filsuf dan negarawan Romawi Kuno. Walaupun demikian, konteksnya masih relevan sampai sekarang. Quote tersebut selalu teringat dan terngiang serta menjadi cambuk untuk berbuat yang terbaik bagi negeri.

Sebagai seorang anak Indonesia, banyak yang sudah saya terima dari negara. Tanah tempat berpijak, air yang diminum dan oksigen yang dihirup berasal dari Indonesia. Pun makanan dari sumber nabati dan hewani yang saya konsumsi. Sehingga darah, daging, tulang dan kehidupan saya berasal dari Indonesia.


Kontribusi utama saya bagi Indonesia adalah menjadi manusia unggul dan berkualitas sebagai pendidik, peneliti dan pengabdi kepada masyarakat. Hal ini terkait dengan pekerjaan sebagai dosen tetap di Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara (USU). Sebagai dosen, kami harus melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.

Di bidang pendidikan, kontribusi saya adalah mendidik mahasiswa menjadi sarjana kehutanan yang unggul dan mampu berkompetisi di masyarakat dan dunia kerja. Lulusan Kehutanan USU tidak hanya siap mencari kerja, namun kompeten menciptakan lapangan kerja sendiri (entrepreneur). Hal ini sesuai dengan profil lulusan Kehutanan USU yaitu scientist, conservasionist, leader dan entrepreneur.

Kontribusi yang telah, sedang dan akan saya lakukan selalu terkait dengan tugas pokok dan fungsi saya sebagai dosen. Saya telah 13 tahun menjadi dosen di USU, tepatnya sejak 2003. Prodi Kehutanan USU (d/h Program Ilmu Kehutanan) sendiri mulai berdiri sejak 1999.

Sampai sekarang sudah meluluskan ±2.000 alumni yang tersebar di semua penjuru negeri untuk mengabdi bekerja di pemerintahan sebagai PNS/ ASN, di BUMN, BUMD, swasta maupun entrepreneur. Alumni tersebut adalah mahasiswa yang pernah saya didik selama kuliah dulu.

Di bidang penelitian, saya rutin melaksanakan penelitian dan membimbing mahasiswa melakukan penelitian. Bidang ilmu saya adalah teknologi hasil hutan, khususnya papan komposit. Saya bersama tim rutin mendapatkan hibah penelitian dari Dirjen Dikti, Kemenristekdikti, yaitu Hibah Pekerti, Hibah Bersiang, Hibah MP3EI dan Hibah PUPT. Saya melibatkan mahasiswa bimbingan menggunakan dana hibah tersebut untuk penelitian skripsinya, sehingga mahasiswa terbantu baik dari segi bahan, alat dan dana penelitiannya.

Hasil penelitian tersebut dipresentasikan pada seminar nasional dan internasional. Sebagai anggota Mapeki dan IWoRS, saya rutin mengikuti Seminar Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia dan International Symposium of Indonesia Wood Research Society setiap tahun di lokasi berbeda. Seminar internasional yang pernah saya ikuti adalah International Symposium of Pacific Rim Termite Research Group di Singapura (Maret 2010), International Symposium on Recent Topics in Forest Biomaterials di Kangwon National University, Korea Selatan (April 2016) dan International Symposium of Korean Society of Wood Science and Technology di Seoul, Korea Selatan (April 2016).

Pada seminar tersebut saya berbagi ilmu tentang hasil penelitian. Begitu juga sebaliknya, saya mendapatkan ilmu baru mengenai teknologi hasil hutan dari peserta lain.

Di bidang pengabdian kepada masyarakat, saya dan tim terjun langsung ke masyarakat memberikan ilmu, pengetahuan dan teknologi tentang kehutanan untuk pemberdayaan masyarakat. Kegiatannya berupa sosialisasi, penyuluhan, pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat, mulai masyarakat pesisir sekitar hutan mangrove sampai masyarakat sekitar hutan dataran tinggi. Tujuannya agar masyarakat sejahtera memanfaatkan sumberdaya alam, tapi hutannya tetap lestari.

Sampai saat ini saya masih melakukan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi, begitupun di masa yang akan datang. Yang jelas kegiatan tersebut akan memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat dengan cara mencerdaskan kehidupan mahasiswa, masyarakat dan bangsa.

Kontribusi saya lainnya berupa membuat tulisan opini dan pengetahuan pada media massa seperti Harian Waspada, Analisa dan Majalah Intisari, serta melalui media sosial seperti facebook, twitter dan blog. Sejak tahu lalu di facebook dan twitter saya membagikan ilmu sederhana dan singkat tentang kayu dengan hashtag #DeliWood, mengacu pada Deli adalah Medan dan Wood adalah kayu.

Saya juga rutin menulis opini, pengetahuan dan bahan kuliah di blog www.titomedan.blogspot.com. Sampai sekarang blog tersebut sudah mencapai 7.900-an pageviews.

Ke depannya saya ingin berkontrubusi lebih besar kepada bangsa ini. Salah satu mimpi saya adalah membuat perpustakaan dan memberikan pendampingan dan informasi beasiswa bagi anak-anak putus sekolah.

Menjadi doktor akan memberikan peluang dan jejaring lebih banyak untuk mewujudkan mimpi tersebut. Jejaring dengan visi yang sama dengan jumlah yang banyak dapat menimbulkan Butterfly Effect, sehingga lama-kelamaan akan memberikan dampak positif yang besar dan sistematis.


www.titomedan.blogspot.com