Translate
Saturday, April 2, 2016
AYO BERSEPEDA BUNG!
Gerakan moral cinta lingkungan semakin mengglobal, setelah kita sadar dan mengerti arti pentingnya bumi ini. Beberapa indikasi penurunan kualitas lingkungan dapat kita rasakan akhir-akhir ini.
Salah satunya adalah peningkatan suhu bumi, yang berdampak negatif. Kita bisa semakin merasakan panas dan gerah di luar rumah, terutama pada siang hari.
Perubahan iklim secara global juga menyebabkan malapetaka lingkungan yang akan kita rasakan bersama. Banjir bandang, kemarau dan kekeringan yang berkepanjangan, hujan dan panas yang tidak menentu dan lain-lain.
Jadi sebelum terlambat, mari sama-sama kita cegah dan kendalikan. Perubahan dapat dilakukan seperti kata Aa Gym, yaitu mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil dan mulai dari sekarang juga.
Salah satu hal yang cukup kecil untuk dilakukan adalah meminimalkan penggunakan karbon. Dalam hal ini kita lebih fokus ke meminimalkan penggunaaan bahan bakar minyak (BBM) dari sumber fosil.
Penggunaan moda transportasi massal dapat menjadi alternatif, namun di Kota Medan moda transportasi massal Bus Mebidang belum optimal. Ada bus besar dan kereta api, itu hanya moda transportasi antar kota, bukan moda transportasi di dalam kota yang dapat menjangkau seluruh pelosok Kota Medan.
Kereta api antar kota dalam jarak pendek yang cukup baru adalah Railink, kereta api khusus Bandara Kualanamu-Stasiun Medan. Angkutan kota pada prinsipnya sama dengan penggunaan mobil pribadi karena kapasitas muatnya yang terbatas.
Sehingga kita harus menggunakan transportasi yang tidak menggunakan BBM, salah satunya sepeda. Sepeda merupakan alat transportasi yang sudah cukup lama dikenal di Indonesia. Sejak penjajahan Belanda dan Jepang, banyak pembesar dari penjajajh maupun pribumi yang menggunakan sepeda.
Bahkan peninggalan sepeda mereka masih bisa kita lihat berlalu lalang di beberapa ruas jalan. Beberapa komunitas sepeda tua (onthel) pun terbentuk dengan membanggakan keunikan dan kelangkaan sepeda yang mereka miliki.
Komunitas sepeda pun bermunculan di hampir seluruh penjuru kota Indoensia, tak terkecuali di Medan. Komunitas terbentuk berdasarkan jenis sepeda, rute perjalanan, tujuan perjalanan, lokasi tempat tinggal, atau bahkan komunitas hanya berdasarkan hobi bersepeda. Komunitas seperti ini harus diapresiasi, karena mereka peduli dengan lingkungan, peduli dengan sejarah dan peduli dengan kota.
Masing-masing sepeda memiliki kelebihan dan kelemahan tergantung medan dan aktivitas yang akan dilakukan. Beberapa jenis sepeda antara lain:
1. Sepeda onthel, biasa digunakan untuk menyebut sepeda zaman dahulu buatan Eropa yang masih ada hingga kini. Beberapa merek yang cukup terkenal antara lain Gazelle, Simplex, dll.
2. Sepeda gunung (MTB).
3. Sepeda balap (road bike).
4. Sepeda hibrid (hybrid bike).
5. Sepeda dalam kota (city bike).
6. Sepeda pantai (cruiser bike).
7. Sepeda ceper (lowrider).
8. Sepeda tandem, sepeda dengan lebih dari satu penumpang.
9. Sepeda lipat (folding bike).
10. Sepeda fixie (fixie-gear).
11. Sepeda roda satu.
12. Sepeda anak-anak.
Ini merupakan ajakan sederhana untuk membiasakan bersepeda dalam kehidupan sehari-hari. Bersepeda dapat dilakukan oleh siapa saja, mulai dari anak kecil sampai orang tua, laki-laki atau perempuan lintas suku, ras, daerah, golongan dan agama.
Beberapa keuntungan BER-SE-PE-DA adalah:
1. BER-hemat uang.
Karena tidak perlu membeli bahan bakar minyak (BBM) untuk menggerakan sepeda, melainkan kekuatan otot kaki. Bahan bakarnya hanya kalori dari makanan dan minuman untuk pesepeda. Sepeda juga merupakan olahraga yang murah, karena hanya memerlukan sepeda tanpa pembelian alat-alat lainnya. Dapat mengantar kemana saja sesuai keinginan. Bebas parkir.
2. SE-ehatkan badan.
Karena badan akan selalu bergerak selama bersepeda, mulai dari kaki sampai kepala. Sehingga akan membentuk otot yang kuat dan sehat, fisik yang prima dan stamina yang optimal. Bersepeda secara rutin akan membuat badan berkeringat, menyehatkan jantung dan memperbanyak kapasitas volume udara dalam paru-paru.
3. PE-nurunan polusi dan gas rumah kaca.
Sepeda tidak menimbulkan polusi dan tidak menghasilkan gas rumah kaya (GRK) sebagai salah satu penyebab pemanasan global.
4. DA-pat bergaul dan bersosialisasi.
Bersepeda memungkinkan kita bertemu dan bersosialisasi dengan pesepeda atau masyarakat lain. Bersepeda adalah olahraga yang terbuka, bisa dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja.
Kita tidak sadar bahwa bersepeda ke tempat kerja (bike to work) atau bersepeda ke sekolah (bike to school), selain sebagai sarana transportasi juga sarana berolahraga. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Sekali bersepeda, hemat dan sehat termiliki.
Jadi mulai sekarang ayo bersepeda bung! Tidak ada alasan untuk menjauhi hidup sehat dan lingkungan yang hijau. Coba lihat gudang atau ruang di belakang, siapa tahu masih ada sepeda bekas peninggalan nenek moyang.
Pinjamlah sepeda dari teman atau kerabat. Atau belilah sepeda sesuai dengan kemampuan keuangan dan kebutuhan sebagai investasi di masa depan bagi anak cucu kita kelak. Bersepedalah, karena sumpah ini murah, meriah, hidup makin bergairah, dan dompet tidak cepat marah.
www.titomedan.blogspot.com
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment