Translate
Saturday, March 26, 2016
MERAYAKAN CAR FREE DAY DI MEDAN
Perkembangan kota-kota di Indonesia semakin meningkat pesat dengan indikator pembangunan fisik dan non fisiknya. Beberapa kota kecil dikembangkan menjadi kota besar; kota besar dikembangkan menjadi kota metropolitan; dan kota metropolitan dikembangkan menjadi kota megapolitan. Perkembangan kota tentunya harus dinikmati oleh semua kalangan masyarakat secara adil dan merata.
Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia, yang saat ini berkembang menjadi kota metropolitan. Kota Medan sebagai kota terbesar di Sumatera tentu akan menjadi contoh dan teladan bagi ibukota propinsi dan ibukota kabupaten/kota di Sumatera, serta akan berdampak pada kota-kota penyangganya, seperti kota Binjai, Sei Rampah, Lubuk Pakam, Tebing Tinggi dan Stabat.
Perkembangan kota Medan beberapa dekade terakhir cukup membanggakan, ditandai dengan berdirinya bangunan-bangunan pencakar langit, hotel berbintang bertaraf internasional dan pusat perbelanjaan. Begitupun pembangunan sarana dan prasarana lainnya. Namun syangnya, pembangunan tersebut masih belum dinikmati secara merata oleh masyarakat seantero kota Medan.
Industri dan kendaraan bermotor juga berkembang signifikan seiring dengan perkembangan kota dan peningkatan taraf ekonomi masyarakat. Meningkatnya kuantitas kendaraan bermotor di satu sisi akan meningkatkan mobilitas masyarakat, tapi di sisi lain akan menimbulkan kemacetan dan meningkatkan polusi udara.
Peningkatan volume lalu lintas kendaraan bermotor memiliki hubungan linier dengan peningkatan emisi gas sisa pembakaran. Apalagi bila tidak diantisipisai dengan penambahan jaringan jalan dan penambahan hutan kota (green area).
Tingkat polusi udara akan meningkatkan kuantitas gas rumah kaca (GRK) seperti CO2, N2O dan SF6 yang berperan dalam meningkatkan suhu bumi secara global (efek rumah kaca). Polusi udara juga akan berdampak langsung terhadap kesehatan manusia, yaitu menyebabkan gangguan sesak napas, pusing-pusing, kehilangan kesadaran, hingga penurunan tingkat kecerdasan.
Sudah selayaknya kota Medan berjuang bersama masyarakat lainnya yang peduli lingkungan untuk mengurangi tingkat pemanasan global dan polusi udara. Beberapa langkah yang dapat diambil misalnya, pertama uji emisi yaitu kendaraan yang emisi gas buangnya melebihi standar berarti tidak layak jalan.
Kedua penghijauan, berupa penanaman dan pemeliharaan pohon serta penambahan luasan hutan kota (green area). Ketiga penyediaan transportasi massal yang nyaman, murah dan menjangkau semua wilayah. Keempat perubahan penggunaaan bahan bakar minyak menjadi bahan bakar gas, serta kelima hari tanpa kendaraan bermotor (car free day).
Program car free day (CFD) atau hari tanpa kendaraan bermotor (HTKB) merupakan kegiatan menutup beberapa ruas jalan dari semua kendaraan bermotor pada hari dan waktu tertentu. Program ini dapat dilakukan seminggu sekali atau sebulan dua kali pada hari minggu atau hari libur lainnya pada jam tertentu misalnya dari jam 06.00–12.00 WIB.
Penulis sangat mengapresiasi program CFD perdana yang dilaksanakan di Medan hari Minggu tanggal 7 Pebruari 2010 di Jl. Gatot Subroto (Simpang Tugu SIB sampai Simpang Jl. Iskandar Muda). Mudah-mudahan ini bukan program yang latah, tetapi merupakan program yang datang karena kepedulian kita semua terhadap lingkungan Kota Medan.
CFD bertujuan untuk memperbaiki kualitas lingkungan hidup. Program CFD telah dilakukan di beberapa kota besar dan kota kecil di Indonesia yang peduli lingkungan, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Denpasar, Bogor, Cianjur, Bekasi dan Cilacap.
CFD terbukti secara ilmiah dapat mengurangi polusi udara secara signifikan. Hasil penelitian Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral selama setahun ini, CFD di Jakarta cukup signifikan menurunkan konsentrasi karbonmonoksida (CO) sebesar 67%, natrium oksida sekitar 80%, dan debu sebanyak 34%. CFD terbukti efektif memperbaiki kualitas udara yang dapat dilihat dari kenaikan jumlah hari udara bersih tiap tahunnya, yaitu sebanyak 45 hari naik pesat menjadi 73 hari.
Keuntungan lainnya adalah memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya udara tanpa polusi, memberikan hak masyarakat akan udara yang bersih dan sehat, serta menggalakkan olahraga di lokasi CFD, seperti lari, joging, senam, aerobik, skateboard, sepatu roda atau bersepeda.
Program CFD tidak akan berjalan tanpa inisiasi dari Pemerintah Kota Medan dam dukungan dari masyarakat. Perlu komitmen pemerintah dalam bentuk political will yang kuat agar CFD berjalan kesinambungan dan masyarakat bisa menikmati udara bersih. Sosialisasi yang merata kepada masyarakat juga diperlukan agar program ini berhasil.
Semua elemen masyakat mendambakan lingkungan yang sehat, bersih dan manusiawi. Komunitas joging, lari, skateboard, sepatu roda dan komunitas sepeda yang bertebaran di Kota Medan pun memerlukan wahana dan sarana untuk berkumpul, berkomunikasi dan bersosialisasi dalam suatu wadah yang ada, seperti melalui CFD ini.
Sejatinya, CFD merupakan sebuah gerakan moral untuk kepedulian lingkungan. CFD harus dilihat secara lebih komprehensif yaitu diharapkan akan ada perubahan perilaku dan perubahan gaya hidup menjadi sikap peduli lingkungan. Semula masyarakat tidak mau tahu terhadap lingkungan, menjadi peduli dan melestarikan lingkungan.
Menurut seorang pakar lingkungan, masyarakat diajak untuk melakukan self environmental audit, menimbang kebiasaan dan perilaku sehari-hari, mana yang lebih banyak; merusak lingkungan atau memperbaiki lingkungan. Dengan pendekatan yang komprehensif, pemahaman terhadap CFD tidaklah semata-mata sebagai pengalihan lalu lintas, apalagi sekedar pengalihan polusi, tetapi sebagai pemberdayaan masyarakat untuk kepedulian lingkungan.
Agar tujuan akhir tercapai, CFD harus dilakukan secara kesinambungan dan meluas. Evaluasi dan kontrol juga perlu dilakukan untuk kesempurnaan program CFD di masa yang akan datang. Ke depannya CFD harus terus dilaksanakan setiap minggu atau minimal dua minggu sekali.
Ruas jalan yang digunakan untuk CFD juga dapat diperbanyak dan diperluas. Beberapa alternatif jalan yang dapat digunakan untuk program CFD adalah Jl. Gatot Soebroto sekitar Simpang Majestik, jalan sekitar Lapangan Merdeka, jalan sekitar Lapangan Benteng, Jl. Diponegoro, jalan sekitar Masjid Raya atau jalan lainnya yang lebih representatif.
Akhirnya, mari kita rayakan CFD di Medan dengan penuh tanggungjawab dan kebesaran hati semua pihak. CFD adalah kemenangan kita bersama untuk ikut peduli terhadap lingkungan sekitar kita.
www.titomedan.blogspot.com
(Photo: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxFv1OVdyYNt32EP8mMrH_xSBFgnUTLYgBhWXzv_yta0PwLo6odqWzqAcO7_9QG8kHGmKXcxZtnttnS94gbHoX9Co4v47bNW__4DOP1bU0k3fy-UqWWBEYJrdgw5nfDUaavhlqCqiWjL4p/s1600/Car-Free-Day-logo.jpg)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment