Translate
Saturday, March 19, 2016
MEMBUNUH KEMACETAN DI MEDAN
Judul tulisan ini sengaja dibuat provokatif sebagai bahan renungan dan ajakan kepada semua pihak. Bukan hanya merenung, namun melakukan tindakan mengurangi kemacetan, bahkan kalau bisa menghilangkan kemacetan.
“Apa yang bisa dilakukan selama kemacetan di jalan?” pertanyaan sederhana, klasik, dan menggelitik. Pertanyaan yang lahir akibat kebosanan dan kekecewaan sebagai bentuk sindiran dan gugatan masyarakat terhadap kemacetan di jalan raya.
Berdasarkan pengalaman, untuk menghindari kemacetan di jalan raya, kalau sedang naik sepeda atau sepeda motor, saya akan meliuk-likuk menembus kemacetan dan mencari jalan alternatif atau jalan tikus (cat.: tikus sebesar apa ya yang biasa memakai jalan ini?). Karena secara fisik, sepeda dan sepeda motor cukup langsing dan mumpuni untuk melakukannya.
Namun, kalau sedang naik mobil pribadi, saya akan “menikmati” kemacetan sambil memebuat kesibukan sendiri, misalnya dengan membaca koran, mendengarkan radio, musik, menonton televisi atau film di dvd mobil atau juga mengotak-atik smartphone.
Kalau sedang naik kendaraan umum dan macetnya total, biasanya bengong dan pasrah, atau kalau memungkinkan akan turun kendaraan untuk jalan kaki, mencari warung untuk membeli minuman pelepas dahaga.
Tidak asing lagi di telinga kita dengan istilah kemacetan di jalan raya, seperti ramlan (ramai lancar), pamer jempol (padat merayap terjebak macet di pintu tol), pamer gigi (padat merayap gila-gilaan), pamer paha (padat merayap tanpa harapan), pamer dada (padat merayap tersendat-sendat), pamer paha di ranjang (padat merayap tanpa harapan di dalam antrian panjang), pamer sus* (padat merayap susul-menyusul), pamer pant** (padat merayap panjang antrian merapat), dan pamer pen** (padat merayap pengen nangis). Istilah-istilah yang lahir sebagi bentuk kreativitas para pelaku kemacetan. (Cat.: mohon istilah-istilah tersebut jangan dilihat dari sisi pornografi ya).
Kemacetan menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat, dunia usaha maupun pemerintah. Sebagai kota terbesar ke tiga di Indonesia, Medan merupakan salah satu kota yang kemacetannya cukup parah. Beberapa kota yang kemacetannya cukup parah antara lain Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Makassar dan Semarang. Kemacetan di Medan tahun 2016 ini lebih berat daripada kemacetan tahun 2003, pada saat saya pertama kali merantau ke kota ini.
Kementerian Perhubungan tahun 2014 merilis kota termacet di Indonesia berdasarkan rerata kecepatan laju kendaraan di jalan, yaitu Bogor (15,32 km/jam), Jakarta (10-20 km/jam), Bandung (14,3 km/jam), Surabaya (21 km/jam), Depok (21,4 km/jam), Bekasi (21,86 km/jam), Tangerang (22 km/jam), Medan (23,4 km/jam), Makassar (24,06 km/jam), Semarang (27 km/jam). Jika kemacetan di Medan tidak diatasi, menurut LWI Sumut (2015), dalam lima tahun ke depan Kota Medan akan menjadi kota termacet di Indonesia.
Sejalan pertumbuhan penduduk dan perkembangan wilayah perkotaan, sarana transportasi memegang peranan penting. Sarana transportasi menyangkut jaringan jalan dan moda transportasinya. Pembangunan jaringan jalan oleh pemerintah selama ini selalu kalah bersaing dengan laju pertumbuhan kendaraan bermotor.
Data Kementerian Pekerjaan Umum menunjukkan bahwa pertumbuhan panjang jalan tidak sebanding dengan pertumbuhan kendaraan bermotor. Rerata pertumbuhan jalan hanya sekitar 3,13% per tahun, sementara rerata pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor empat kali lipat dari rerata pertumbuhan jalan.
Badan Pusat Statistik mencatat bahwa telah terjadi peningkatan kepadatan lalu lintas di jalan dari tahun ke tahun. Pada tahun 1995, jalan sepanjang 1 km digunakan untuk 40 kendaraan, meningkat pada tahun 2008 menjadi 1 km jalan digunakan untuk 149 kendaraan. Tahun 2010 meningkat lagi menjadi 1 km jalan digunakan untuk 158 kendaraan.
Masyarakat sebagai pengguna (konsumen), dihadapkan pada pilihan sulit. Di satu sisi masyarakat ingin menggunakan moda transportasi umum agar lebih hemat dan tidak menambah kuantitas kendaraan di jalan raya. Tapi di sisi lain, kendaraan umum yang diharapkan, tidak memberikan pelayanan yang memuaskan. Keadaan fisik kendaraan umum yang memprihatinkan, tarif yang tidak transparan dan tidak standar, sikap ugal-ugalan sopir angkutan umum, serta keamanan dan keselamatan di dalam angkutan umum yang belum terjamin.
Medan, saat ini merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang belum berhasil menyelesaikan masalah kemacetan. Nasibnya hampir sama dengan kota-kota lain, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan Bogor.
Secara umum akar permasalahannya adalah laju pertambahan panjang jalan tidak sebanding dengan pertumbuhan kendaraan bermotor, sikap sopir/ pengendara di jalan raya yang tidak disiplin, adanya beberapa titik sumber kemacetan seperti perlintasan sebidang dengan rel kereta api, pasar, sekolah dan mall, serta tidak adanya political will dari pemerintah daerah terhadap pembangunan angkutan umum yang murah, aman, dan nyaman.
Tahun ini sudah mulai beroperasi angkutan massal BUS MEBIDANG, yang melayani rute Medan, Binjai dan Deli Serdang. Bus transportasi massal ini merupakan bantuan dari Kementerian Perhubungan untuk mengurangi kemacetan di Kota Medan. Sayangnya penggunaan bus tersebut tidak maksimal. Dari pantaun sekilas, bus terisi hanya sedikit penumpang.
Jika dilakukan survey, saya yakin masyarakat berada akan lebih memilih naik kendaraan pribadi, daripada naik kendaraan umum. Selain karena faktor kenyamanan, juga faktor keamanan di dalam kendaraan. Untuk mengatasinya, pengelola kendaraan umum atau angkutan massal harus memenuhi keinginan penumpang akan kenyamanan dan keamanan di dalam angkutan. Dengan angkutan massal yang aman, nyaman dan harga (pasti) lebih ekonomis, maka masyarakat akan beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan massal.
Sudah selayaknya kota Medan sebagai salah satu pintu gerbang Indonesia dari seluruh dunia, menjadi kota yang lalu lintasnya tertib dan tanpa kemacetan. Tentu saja ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga tanggung jawab semua pihak; masyarakat, pengendara, dan stakeholders lainnya.
Salam macet!
Semacet pikiran saya untuk melanjutkan tulisan ini…
www.titomedan.blogspot.com
(Photo: https://conversation.which.co.uk/wp-content/uploads/2011/11/trafficjamshutterstock_74043355.png)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
Bisa dipakai buat ide PKM - GT ni pak, hehej
Bisa dipakai buat ide PKM - GT ni pak, hehej
Tinggal dikembangkan lagi
Post a Comment